|
Sinopsis Buku: Aya merasa dirinya spesial: dirinya adalah orang terbaik di dunia ini yang pernah ia temui. Suatu saat, Aya menjadi seorang atheis pencemas lantaran terlalu banyak membaca buku-buku Nietzsche. Suatu saat, ia bisa menjadi sangat religius. Di saat lain, Aya berhadapan dengan absurditas dan sungguh terpengaruh tulisan Albert Camus. Sekarang, ia berpikir untuk mencari dan meraih kebahagiaan. Saat lain, mungkin saja berbeda lagi. Dalam kebosanan dan kecemasan yang semakin menderanya, Aya memutuskan pergi meninggalkan Indonesia. Ia menggelandang di Amsterdam sebelum menyeberang ke Jerman. Saat meyakini bahwa ia hendak sampai ke fase hidup yang ia cita-citakan, Aya bertemu seorang laki-laki dan menjadi dekat. Namun hubungan yang mestinya menjadi kisah cinta itu malah berubah menjadi drama tragis. Dan Aya memutuskan untuk menyimpan tragedi itu sebagai rahasia gelapnya. Pertemuan dengan Henning kemudian membawa warna baru dalam hidup Aya. Dunia terlihat tak seabsurd yang ia pandang. Namun rahasia Aya terus menghantui hubungannya dengan Henning. Hingga pada satu titik Aya tidak bisa lagi menahannya dan menceritakan semua kegilaannya kepada Henning. Sungguh, Aya tak ingin Henning pergi. Karena bersama Henning-lah Aya ingin menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya. Akankah keinginan Aya tercapai, dan omong-omong, itu hidup yang seperti apa sih? Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |