Cari berdasarkan:



Menggugat Logika APBN: Politik Anggaran Partai Gerindra
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Menggugat Logika APBN: Politik Anggaran Partai Gerindra 
oleh: Fary Djemy Francis, Desmond J. Mahesa
> Politik & Hukum » Sosial & Politik

Penerbit :    Ledalero (K)
Edisi :    Soft Cover
ISBN :    9799447038
ISBN-13 :    9789799447036
Tgl Penerbitan :    2012-07-00
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    0
Ukuran :    0x0x0 mm
Sinopsis Buku:


"Dalam buku ini sidang pembaca dapat menyimak dengan sepenuh kebebasan yang dimiliki bagaimana seluk beluk penganggaran negara di pihak legislatif yang mungkin masih awam bagi banyak orang. Dengan gaya rekomposisi yang ringan, saudara penulis mencoba membawa sidang pembaca masuk ke area-area strategis di mana APBN diproses hinga layak dieksekusi. Upaya ini saya pandang sangat bermanfaat karena hanya dengan memahami proses penganggaran secara benar, rakyat Indonesia bisa turut mengawal implementasi APBN di lingkup dan jangkauan kewenangan masing-masing dapat dilakukan secara benar pula"


"Dalam kondisi di mana setiap wakil rakyat di DPR RI sedang menjadi sasaran sorotan publik dalam segala aspek dan gerak gerik mereka, peluncuran buku ini seperti oase di padang gurun yang dapat memberikan kelegaan baik kepada wakil rakyatnya sendiri maupun rakyat konstituennya."



Melchias Markus Mekeng

-- Ketua Badan Anggaran DPR RI

***

Fary Djemy Francis, pada tanggal 1 Oktober 2009 dilantik menjadi Anggota DPR RI setelah dipilih secara langsung oleh masyarakat dari daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur II (Timor, Rote, Sabu, Sumba). Pada periode 2009-2011 ditugaskan oleh Fraksi GERINDRA menjadi Ketua Poksi Fraksi GERINDRA di Komisi V, dan menjadi Anggota Badan Anggaran. Karena dedikasinya, sejak tahun 2012 ditunjuk menjadi Wakil Ketua Fraksi GERINDRA DPR RI.

Sebelum manjadi Anggota DPR RI, selama lima belas tahun menjadi fasilitator masyarakat. Bersama dengan tokoh-tokoh kawasan Timur Indonesia, mendirikan dan membina lembaga BAKTI, sebagai Lembaga Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia.

Tahun 1996 meraih Master Management Agribussines di IPB Bogor, tahun 2003 atas sponsorship dari Kementrian Luar Negeri USA mendapat studi "Peace and Conflict Resolution" di OHIO University USA, tahun 2004 mendapat Sphonsorship dari JICA belajar secara khusus pemberdayaan masyarakat di bidang "watersheed management for community development di SOMMED Institute Andra Pradesh, India. Saat ini sedang menyelesaikan Program Doktor (S3) Ilmu Lingkungan di Universitas Indonesia.

Desmond J. Mahesa, lahir di Banjarmasin pada tanggal 12 Desember 1965. Pendidikan Dasar hingga perguruan Tinggi diselesaikan di Banjarmasin. Ayah dari 2 anak ini adalah Sarjana Hukum dari Universitas Lambung Mangkurat, dan mengambil Magister Hukum di STIH IBLAM, Jakarta.

Saat ini, Desmond J. Mahesa tercatat sebagai anggota komisi III DPR RI mewakili daerah pemilihan Kalimantan Timur. Dan karena keuletan dan integritasnya, Partai Gerindra mengamanahkannya menjadi Wakil Ketua Fraksi GERINDRA DPR RI sekaligus Ketua Poksi Badan Anggaran Fraksi Partai GERINDRA untuk memperjuangkan dana APBN agar bisa dinikmati secar adil oleh seluruh warga negara.

Mulai tahun 1989 hingga sekarang, Desmond J. Mahesa mengkampanyekan dan aktif berkonstribusi menjaga dan melestarikan lingkungan. Tahun 1995-1996 dipercaya sebagai Presidium Nasional WALHI dan menjadi Anggota Konsorsium Pembaruan Agraria dari tahun 1994.





Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
Globalisasi Dan Masa Depan Kekayaan Alam Indonesia
oleh Wahyuni Refi
Rp 45.000
Rp 38.250
  [selengkapnya]
Suatu Telaah Ekonomi Politik
oleh Widigdo Sukarman
Rp 50.000
Rp 42.500

Buku Liberalisasi Perbankan Indonesia ini merupakan telaah ekonomi-politik terhadap kebijakan Paket Juni (Pakjun) 1983 dan Paket Oktober ...  [selengkapnya]

oleh Kompasiana
Rp 54.800
Rp 46.580

Hadirnya Jokowi telah menyumbang nuansa baru di dunia politik Indonesia, terlebih ketika dia mencalonkan diri sebagai capres. Begitu pula sosok ...  [selengkapnya]

oleh Nasihin Masha
Rp 63.000
Rp 53.550
Kita harus kembali kepada jati diri sebagai Bangsa Pemenang. Tak ada kata kalah dalam kamus Bangsa Indonesia.

 “Seorang ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement