Pepatah Jawa mengatakan, “Wong bodho kalah karo wong pinter. Wong pinter kalah karo wong bedjo.” Artinya, “Orang bodoh kalah dengan orang pintar. Orang pintar kalah dengan orang beruntung.” Kenapa bisa begitu? Kenapa orang beruntung bisa mengalahkan orang pintar? Seperti apakah orang yang beruntung itu?
Tak perlu bingung! Buku ini akan menjawab semua hal yang dapat mengantarkan kita menjadi manusia beruntung versi orang kampung (wong ndeso). Resep-resep keberuntungan yang sudah lama menjadi rahasia orang-orang sukses di sekitar kita disampaikan kembali oleh penulis buku ini dengan cara yang enak dibaca dan inspiratif. Sesuatu yang sederhana, tapi untuk itu, bersiaplah untuk memeriksa lagi persepsi Anda soal keberuntungan.
Kehidupan manusia dengan segala permasalahannya memang selalu berubah, tapi "keberuntungan" sejatinya adalah hal yang pasti--kalau kita memahami dan menyadarinya. Tidak ada keberuntungan sejati yang kebetulan.
***
“Lewat buku karangan Sang Pembelajar Jalanan ini kita bebas berjalan tanpa rasa takut menghadapi tantangan hidup berikutnya.
—Soraya Haque, Presenter TV dan Tenaga Penyuluh Kesehatan.
“Buku ini menawarkan sudut pandang lain tentang keberuntungan yang kadang disalahartikan sebagai kemujuran atau luck. Lau, bisakah keberuntungan itu diupayakan? Buku ini menjawab dengan tegas: BISA!”
—Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS, Menteri Pertanian RI (2004-2009)
“Keberuntungan bukan hanya miliki segelintir orang. Keberuntungan bisa diciptakan dan diupayakan! Dan penulis memberikan cara-caranya berdasarkan pengalaman hidupnya.”
—Ahmad Fuadi, Penulis Novel Best Seller "Negeri Lima Menara".
“Setiap orang sejatinya punya ‘kantong’ keberuntungannya sendiri. Ada yang sudah habis, ada yang masih penuh. Buku ini memberikan cara sederhana bagaimana kita harus mengisi kantong keberuntungan kita.”
—Dhohir Farisi, Anggota DPR RI.