|
Sinopsis Buku: Hanya sejuta rupiah. Tidak lebih, inilah penghasilan orangtuaku. Sampai petugas tata usaha (TU) di sekolahku pun tidak setuju aku menuliskan jumlah itu bila aku ingin duduk di perguruan tinggi. "Kalau mau kuliah jauh, ya penghasilan orangtuamu harus besar," tukas sang pegawai TU. "Kalau cuma nulis penghasilan satu juta, mana mungkin diterima?" Tapi aku tetep ngeyel, aku mau gaji orangtuaku ditulis benar adanya. Aku tidak mau membesar-besarkan penghasilan orangtuaku demi bisa diterima di kampus megeri incaranku. Berawal dari ingin mengubah nasib keluarga, aku ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, keadaannya tidak semudah itu. Butuh banyak biaya untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, belum lagi biaya hidup sehari-hari. Pertimbangan inilah yang membuatku ragu untuk bisa melanjutkan kuliah. Cita-citaku seperti membentur tembok. Tapi itu tak berlangsung lama, sampai berita demi berita gembira menghampiriku, menemani perjuangan asaku. Aku diterima di kampus negeri favoritku, dan dinyatakan masuk sebagai penerima Beastudi Etos. *** Buku ini berisikan kisah-kisah nyata perjuangan anak-anak muda di negeri ini dalam menggapai mimpi menjadi kaum terdidik di tengah pelbagai keterbatasan dan hambatan. Mereka berjuang untuk meyakinkan diri, keluarga, dan masyarakat yang terkadang mencemooh cita-citanya. Mereka ingin membuktikan bahwa di tengah derita masih ada asa untuk menjadi bintang di republik ini. "Melalui buku ini kita bisa melihat sebagian wajah anak negeri senyatanya dalam panggung pendidikan Indonesia. Goresan pengalaman hidup mereka seolah menjadi cermin untuk kita belajar agar jangan pernah takut bermimpi." (Ahmad Juwaini, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |