CATEGORY

Pengalaman dan pergulatan Connie adalah pengalaman pribadi Kristen biasa yang tidak terlalu akrab dengan studi-studi kitab suci atau sejarah-sejarah kebudayaan pergulatan iman kristen. Connie pun lantas mengalami goncangan hebat ketika berhadapan dengan pengalaman rohani yang menawarkan pengalaman spiritual berbeda tentang sosok Yesus. Pengalaman itu menjadi tamparan hebat atas pemahaman dogmatiknya tentang Yesus sehingga menimbulkan keraguan, ketakutan serta protes dari dalam diri sendiri. Semoga pergulatan teologi kekristenan dan kebudayaan yang dialami Connie akan semakin bertumbuh secara lebih akrab dan saling hormat demi semakin mulianya seluruh kemanusiaan.

(Indro Suprobo, Aktivis Dialog Antar Iman)

Keberanian Connie Constantia berbagi kisah perjalanan spiritualnya melalui buku ini layak mendapat apresiasi. Bisa jadi pengalamanannya bakal menyulut kontroversi. Tetapi saya percaya semua yang keluar dari hati akan diterima pula oleh hati. Kisah yang sangat inspiratif!

(Andy F.Noya, Produser dan host acara "Kick Andy" Metro TV)

Buku ini menceritakan pengalaman Connie menemukan kembali gairah hidupnya. Ia mengalami hiburan dan pencerahan rohani yang begitu intens. "Aku merasa pemahamanku 'penuh' meski belum bisa aku urai utuh. Aku belum punya bahasa, tapi beruntung masih punya hati, ia begitu luas, aku merasakan hatiku terus meluas "Walaupun ia merasa belum punya bahasa yang memadai, dorongan untuk membagi gairah hidup rohaninya begitu kuat sehingga ia berani menggunakan seluruh bahasa yang ia miliki walau kadang terasa kontroversial. Dalam buku ini kita mendengar suara anak manusia yang merasa kecil dan tak berharga namun dicintai Khaliknya. Itulah sumber gairah hidupnya yang tak pernah padam.

(St. Sunardi, Ketua Program Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta)

Connie adalah orang yang sangat menaruh peduli kepada orang lain. Dalam keyakinan spiritual saya, orang seperti dia sangat diberkati, sebab orang-orang yang menerima kasihnya akan mendoakannya dengan tulus.

(Remy Sylado, Budayawan)