Cari berdasarkan:



Blink:  Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Blink: Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir   
oleh: Malcolm Gladwell
> Psikologi » Umum & Dewasa

Penerbit :    Gramedia Pustaka Utama
Edisi :    Soft Cover
ISBN :    9792214720
ISBN-13 :    9789792214727
Tgl Penerbitan :    2005-05-00
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    316
Ukuran :    135x200x0 mm
Berat :    268 gram
Tag :    NY Times Bestseller
Sinopsis Buku:
Blink adalah buku mengenai dua detik pertama yang sangat menentukan ketika kita mengamati sesuatu -- dua detik yang akan memberikan pemahaman dalam sekejap mata, yang terbentuk berkat pilihan-pilihan yang muncul dari dalam "komputer internal" kita, alias kemampuan bawah sadar kita.

Kemampuan inilah yang oleh Malcolm Gladwell sekejap bisa didapat dari informasi yang sedikit namun akurat melalui snap judgment dan thin slicing.Dalam Blink, kita akan melihat contoh-contoh menakjubkan kehebatan snap judgment dan thin slicing. Pakar benda seni yang mengenali barang antik palsu dalam seni lihat, ahli cicip-makanan yang mampu membedakan keripik mana buatan pabrik mana dalam sekali gigit atau gelas mana yang berisi Pepsi dan gelas mana yang berisi Coca-Cola dalam sekali sesap.

Buku ini juga memberikan gambaran bahayanya membuat kesimpulan cepat: pemasar bisa memanipulasi kesan pertama konsumen, polisi bisa menembak mati seseorang yang tak bersalah, peserta pemilih bisa saja memilih presiden yang tampan namun ternyata tidak mampu bekerja.

Blink menyingkapkan bahwa orang-orang yang pandai mengambil keputusan yang tepat bukanlah orang yang memproses paling banyak informasi atau yang sengaja menghabiskan waktu paling lama, namun orang-orang yang telah melatih diri mereka untuk menyempurnakan seni membuat cuplikan tipis -- thin slicing -- menyaring sesedikit mungkin faktor-faktor terpenting dari sejumlah kemungkinan yang menggunung.




Resensi Buku:

  Sim Sala Blink!
oleh: yahya mahmud
(Tak perlu sulap untuk paham dalam sekejap) Rankin Fitch sedang dalam perjalanannya yang pertama di New Orleans dengan taxi. Dia melihat seuntai rosario menggantung di spion atas kemudi, sebuah photo wanita tua di dekat speedometer, dan selembar kartu parkir rumah sakit. Kepada sopir taxi yang tidak dikenalnya itu, Fitch menanyakan kabar ibunda sang sopir. Setengah heran, sang sopir bertanya,�bagaimana kamu tahu kalau ibuku sakit?�. Fitch kemudian menyambung,�ya, kamu baru saja menjemputnya dari rumah sakit. Istrimu sebenarnya ingin menitipkan ibumu di panti jompo tetapi kamu merasa bersalah karena bertentangan dengan keyakinan kristen. Menurutku, sebaiknya kamu pertimbangkan saran istrimu itu.� Peristiwa tadi adalah sepenggal adegan di film Runaway Juri (2004), adaptasi novel John Grisham dan digarap oleh Gary Fleder. Bagaimana Fitch, diperankan dengan bagus oleh Gene Hackman, seperti tahu banyak mengenai kehidupan sopir taxi itu hanya dengan melihat beberapa benda di dalam taxinya? Itu yang disebut snap judgement (kesimpulan cepat), topik menarik yang dibahas Malcolm Gladwell di buku berjudul Blink (PT Gramedia PU, 2007). Ada banyak orang mempunyai kemampuan seperti itu, sebuah kemampuan membuat kesimpulan tepat berdasarkan �sedikit informasi�. Benarkah hanya dengan sedikit informasi? Apakah hanya orang-orang tertentu yang bisa melakukannya? Gladwell memulai pembahasannya tentang Blink dengan mengungkap sumber kemampuan membuat kesimpulan cepat, yaitu bagian otak bernama bawah sadar adaptif (adaptive unconscious), yang merujuk pada buku Strangers to Ourselves, Timothy D. Wilson. Di salah satu situsnya, Wilson menjelaskan pengertian yang sering dikaitkan dengan Sigmund Freud ini: �...Freud�s view of an infantile, primitive unconscious has proved to be far too limited; the unconscious is much more sophisticated and powerful than he imagined. Humans possess a powerful set of psychological processes that are critical for survival and operate behind the conscious mental scene..� Lebih lanjut Wilson mengatakan bahwa otak kita sebenarnya bolak balik bekerja dalam modus pikir sadar dan bawah sadar tergantung situasi. Dalam situasi bawah sadar itulah kesan sesaat dan kesimpulan spontan mengejawantah, misalnya saja ketika kita bertemu seseorang atau melihat benda tertentu pertama kali. Dari awal Gladwell sudah menggarisbawahi bahwa kesimpulan cepat itu bisa lebih baik dibanding kesimpulan hati-hati yang direnungkan lama sekali. Bahkan kemampuan mengambil kesimpulan cepat itu bisa dilatih dan dikendalikan. Dalam buku ini berlimpah contoh yang dipaparkan Gladwell dengan menarik untuk mendukung pernyataannya. Misalnya saja Vic Braden, seorang pelatih tenis kelas dunia yang bisa menyimpulkan dengan cepat dan tepat kapan seorang pemain akan melakukan double fault, sesuatu yang sangat jarang terjadi di pertandingan tenis profesional. Hanya dengan melihat bagaimana seorang pemain memantulkan bola, melambungkan ke udara, menarik raket, dan sebelum raket menyentuh bola �blink!�Braden bisa menebak apakah pemain itu melakukan double fault! Braden sendiri tidak bisa menjelaskan bagaimana keahlian seperti itu bisa dia miliki. Gladwell mencoba memaparkan bagaimana orang-orang seperti Braden mampu membuat kesimpulan cepat melalui sebuah pemahaman yang disebut teori cuplikan tipis (thin slicing). Dia bercerita tentang penelitian Gottman atas ribuan pasangan suami istri. Dengan melihat ribuan video percakapan pasangan-pasangan itu, Gottman menemukan bahwa pada tiap perkawinan ada sebuah pola yang khas, semacam DNA perkawinan. Secuil saja pemahaman mengenai pola ini, sudah cukup bagi Gottman untuk bisa �meramalkan� pasangan mana yang akan bertahan sebagai suami istri setelah lima belas tahun berumah tangga. Menurut Gladwell, bawah sadar yang melakukan cuplikan tipis sama dengan Gottman mencuplik pola sebuah hubungan perkawinan. Untuk memperkuat argumennya, Gladwell melampiri pemikirannya dengan beberapa contoh lagi dari berbagai bidang, seperti kedokteran, militer, pemasaran, dan entertainment. Namun satu hal yang tak bisa dihindari bahwa kesimpulan cepat juga mempunyai sisi gelap. Gladwell mencontohkan bagaimana rakyat Amerika pernah �salah� memilih presiden hanya karena melihat penampilannya yang rupawan. Juga bagaimana kita sering keliru menaksir kemampuan seseorang karena melihat warna kulit atau jenis kelaminnya. Tak bisa dihindari, snap judgement juga dipengaruhi oleh prasangka, perasaan suka-tak suka dan stereotypes. Berkaitan dengan ini Gladwell mengatakan � ...kita dapat mengubah cara kita membuat cuplikan tipis dengan mengubah pengalaman yang berpengaruh terhadap kesan-kesan tersebut.� Dengan kata lain, kemampuan kita membuat kesimpulan cepat itu bisa diperbaiki, dilatih dan disempurnakan. Kalau dicermati, contoh-contoh metode cuplikan tipis yang berhasil semuanya dilakukan oleh para experts, apakah itu ahli cicip makanan, pengamat seni, pegawai museum, produser musik, ataupun dokter. Sampai di sini mungkin pemaparan Gladwell jadi �kurang mengejutkan�. Kepiawaian membuat cuplikan tipis oleh bawah sadar itu tak bisa dilepaskan dari kemampuan sadar. Ia bersifat melengkapi. Buku ini, sebagaimana pemikiran Gladwell yang lain, tak sepi dari pembicaraan dan kritik. Salah satunya datang dari Michael R. LeGault yang menyoroti argumen blink yang seakan mereduksi pentingnya kemampuan manusia untuk think. LeGault menerbitkan buku dengan judul provokatif Think, Why Crucial Decisions Can�t Be Made in the Blink of an Eye (terjemahannya ada di google books) -- menjadikan buku Gladwell ini makin menarik untuk disimak. Apalagi disampaikan dengan gaya yang akan memaksa kita untuk terus membacanya, penuh dengan kisah unik penambah wawasan dan boleh jadi mengusik rasa penasaran kita juga. Bahwa di tengah banjir informasi seperti sekarang ini, kemampuan membuat cuplikan tipis bisa memberikan perbedaan yang sangat besar.


Add your review for this book!



Buku Lainnya oleh Malcolm Gladwell:
Ketika Si Lemah Menang Melawan Raksasa
Rp 70.000     Rp 59.500
Nama Daud dan Goliat mewakili pertarungan antara si lemah dan raksasa. Kemenangan Daud tak terduga dan ajaib. Seharusnya dia tidak ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku yang dikarang oleh Malcolm Gladwell  »


Tentang Pengarang:

Malcolm Gladwell is a staff writer for The New Yorker. He are formerly a business and science reporter at the Washington Post. He is the author of The Tipping Point and Blink, both of which have become #1 New York Times bestsellers as well as bestsellers in translation throughout the world. [selengkapnya]




Buku Sejenis Lainnya:
oleh Richard Templar
Rp 33.000
Rp 24.750
  [selengkapnya]
oleh Fuad Hassan
Rp 130.000
Rp 110.500

“Tiga karya yang terhimpun dalam buku ini dapat dipahami sebagai rangkaian yang berkesinambungan. Bagian pertama mengantar kita masuk ke ...  [selengkapnya]

oleh Thomas Armstrong
Rp 55.000
Rp 46.750
  [selengkapnya]
oleh Prof. Furqon, M.A., Ph. D., Dr. Aip Badrujaman, M. Pd.
Rp 45.000
Rp 38.250

Layanan dasar merupakan salah satu layanan dalam program bimbingan dan konseling yang penting. Bahkan, dalam kurikulum 2013, disebutkan alokasi ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement