Cari berdasarkan:



SAKITNYA MELAHIRKAN DEMOKRASI
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


SAKITNYA MELAHIRKAN DEMOKRASI 
oleh: Sindhunata, GP, SJ
> Politik & Hukum » Sosial & Politik

Penerbit :    Kanisius
Tgl Penerbitan :    2000-03-14
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    406
Ukuran :    137x207x0 mm
Sinopsis Buku:
Menuju demokrasi adalah trend sejarah pada milenium ke tiga. Bangsa-bangsa Asia,termasuk kita bangsa Indonesia pun, mau tak mau;harus menuju kesana. Kalau tidak, akan menjadi "bangsa yang primitif";terkucil dari pergaulan bangsa-bangsa. Tapi membangun demokrasi bukanlah hal yang mudah. Sebab lebih dari forma suatu negara, demokrasi adalah sikap hidup orang perorangan dalam masyarakat. Maka, membangun demokrasi pertama-tama bereti bagaimana membangun sistem demokrasi, melainkan bagaimana membentuk sikap hidup demokrasi. Yang terakhir ini sungguh memerlukan waktu yang lama dan kesabaran luar biasa. Sejak pecahnya reformasi, demokrasi sedang datang bagaikan fajar menyingsing di Indonesia. Sebagaimana diderita oleh wanita yang mau melahirkan anaknya, proses kelahiran demokrasi di Indonesia pun dibarengi dengan kesakitan, ketegangan, dan kecemasan. Maklum, demokrasi adalah "anak yang mahal". Pantas, jika ia dikandung dan dilahirkan dengan penuh kesakitan. Buku Sakitnya Melahirkan Demokrasi ini menuturkan dan menganalisis proses kelahiran "anak mahal" tersebut.




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
Globalisasi Dan Masa Depan Kekayaan Alam Indonesia
oleh Wahyuni Refi
Rp 45.000
Rp 38.250
  [selengkapnya]
Suatu Telaah Ekonomi Politik
oleh Widigdo Sukarman
Rp 50.000
Rp 42.500

Buku Liberalisasi Perbankan Indonesia ini merupakan telaah ekonomi-politik terhadap kebijakan Paket Juni (Pakjun) 1983 dan Paket Oktober ...  [selengkapnya]

oleh Kompasiana
Rp 54.800
Rp 46.580

Hadirnya Jokowi telah menyumbang nuansa baru di dunia politik Indonesia, terlebih ketika dia mencalonkan diri sebagai capres. Begitu pula sosok ...  [selengkapnya]

oleh Nasihin Masha
Rp 63.000
Rp 53.550
Kita harus kembali kepada jati diri sebagai Bangsa Pemenang. Tak ada kata kalah dalam kamus Bangsa Indonesia.

 “Seorang ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement