Cari berdasarkan:



1984
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


1984 
oleh: George Orwell
> Fiksi » Sosial, Budaya & Sejarah

Penerbit :    Bentang Pustaka (Mizan Group)
Edisi :    Soft Cover
ISBN :    9793062770
ISBN-13 :    9789793062778
Tgl Penerbitan :    0000-00-00
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    598
Ukuran :    0x0x0 mm
Sinopsis Buku:
Novel yang terbit pertama kali tahun 1949 ini merupakan sebuah satire tajam, menyajikan gambaran tentang luluhnya kehidupan masyarakat totalitarian masa depan yang di dalamnya setiap gerak masing-masing warga dipelajari, bahkan setiap kata-kata yang terucap disadap, dan setiap pemikiran dikendalikan. Karya yang merupakan semacam impian futuristis buram ini kemudian luas dibaca sebagai komentar atau kritik social. Hal ini tidak mengherankan, karena saat novel ini ditulis, kehidupan warga Inggris, tempat novel ini ditulis, ketika itu sedang sesak, sumpek, dengan birokrasi pemerintahannya (di bawah Partai Buruh yang berkuasa). Bersamaan dengan itu, totalitarianisme sedang menghantui. Nazi Jerman serta Cina yang keker dan garang masa itu, mencekam kesadaran Politik Barat.

Buku ini mempunyai pengaruh yang menceka karena gambaran kengerian dan peringatannya yang masuk akal tentang kediktatoran, baik kanan maupun kiri. Hingga buku ini menjadi karya paling penting Orwell yang mengantarkannya ke puncak kemasyhuran.
***
Dikutip dari situs blog penerbit:
Winston Smith, lelaki berusia 39 tahun itu, adalah seorang pegawai negeri di Departemen Catatan di bawah Kementerian Kebenaran. Tugasnya sehari-hari adalah memasok warga negara Oceania dengan surat kabar, film, buku, drama, novel, syair, dan segala jenis hiburan yang sesuai dengan keinginan Partai. Dalam Departemen ini, ada bagian-bagian yang kerjanya menyusun daftar buku dan jurnal yang harus ditarik dari peredaran. Ada gudang-gudang besar tempat menyimpan seluruh dokumen yang telah dikoreksi, dan ada tungku besar di mana dokumen-dokumen yang asli dilenyapkan. Semuanya harus sesuai dengan petunjuk Partai.

Ya, Oceania pada waktu itu, 1984, adalah satu negara di bawah kekuasaan partai tunggal dengan seorang pemimpin yang dipanggil dengan sebutan Bung Besar. Setiap sudut tempat dipasangi kamera dan mikrofon tersembunyi. Gunanya adalah untuk mengamat-amati setiap gerak-gerik warganya. Segala hal ada dalam pengawasan dan kontrol Partai yang ketat. Semua harus tunduk pada peraturan Partai. Acara televisi, siaran radio, surat kabar, film, bahkan sejarahpun harus ditulis menurut kehendak Partai. Negara/Partai berkuasa mutlak atas rakyatnya. Seluruhnya harus sama dan seragam. Jika ada yang berani berbeda, akan segera diuapkan.

Sepanjang hidupnya, Winston telah berusaha menjadi warga negara yang baik dengan mematuhi setiap aturan dan perintah Partai, meski dalam hati dan pikirannya bersemayam perlawanan serta antipati terhadap kediktatoran itu. Tentu saja - seperti warga yang lain - ia tak berani menyatakan perlawanannya secara terang-terangan. Ia tetap datang pada setiap acara Partai. Ia ikut berteriak dengan kepalan tangan meninju langit mengutuk Goldstein, seorang tokoh oposisi. Ia pura-pura bersemangat menyerukan puja-puji bagi Partai dan Bung Besar. Sampai suatu ketika Partai mengetahui kejahatan pikirannya.

Segera saja, gambaran tersebut membawa ingatan saya kepada tahun-tahun represif masa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto dengan Golkar sebagai partai tunggal. Masa di mana terjadi pembreidelan beberapa surat kabar, pelarangan beredarnya buku-buku yang dianggap "kiri" atau terlalu "kanan" , penculikan para aktivis/demonstran, siaran televisi yang dimonopoli, diskusi-diskusi yang selalu diawasi intel, pertunjukan seni yang hanya boleh berlangsung jika isinya mengelu-elukan penguasa, slogan puja-puji, sampai dengan pembantaian terhadap kelompok/golongan yang dianggap menentang pemerintah (Dalam skala yang sedikit berbeda, pernah juga hal-hal tersebut di atas dilakukan oleh Soekarno). Begitu miripnya dengan fantasi Orwell tentang Oceania, bukan?

Oceania memang hanya negeri khayalan dalam kisah karya George Orwell ini. Namun, imajinasi yang demikian mencengangkan ini, telah dilukiskan dengan bagusnya sehingga seolah-olah nyata. Suasana dan situasi serba mencekam berhasil dihadirkan ke dalam pikiran kita, menimbulkan rasa ngeri dan terteror. Menggedor-gedor rasa kemanusiaan dan keadilan kita.

Novel ini terbit pertama kali tahun 1949, di mana waktu itu di London, tempat kisah ini ditulis, tengah terjadi gejolak masyarakat Inggris di bawah pemerintahan Partai Buruh, ditambah pula dengan ancaman Nazi Jerman yang meluas ke seluruh daratan Eropa. Lewat tokoh Winston, Orwell mengisahkan kejadian-kejadian (fiktif) tentang kekejaman sebuah rezim diktator yang bengis dengan penguasa sewenang-wenang. Nineteen Eighty-Four adalah novel (politik) yang sarat kritik sosial. Dan Landung Simatupang menerjemahkannya dengan amat baik. Novel Orwell lainnya yang juga sangat terkenal adalah Animal Farm (1945)

Dalam kehidupan real sudah banyak contohnya, bahwa ketika sebuah pemerintahan telah menjelma tirani, tinggal tunggu saja kejatuhannya.




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
oleh Yoga Adhitrisna, Hari Prast
Rp 149.000
Rp 126.650
Sebuah koleksi karya yang merekam jejak kelahiran Demokreatif. Tiga puluh karya poster yang terakurasi di sini, niscaya memproklamasikan kemerdekaan ...  [selengkapnya]
oleh Lew Wallace
Rp 92.000
Rp 78.200
Yuda Ben-Hur hidup pada awal abad ke-1. Dia pedagang muda kaya-raya di Yerusalem. Ketika seorang gubernur baru datang ke kota itu, sahabat masa kecil ...  [selengkapnya]
oleh Koen Setyawan
Rp 43.000
Rp 36.550
UFO selalu menjadi isu menarik yang ramai di perbincang. Berbagai macam cerita dan kesaksian tentang UFO tersebar di seluruh dunia. Tapi taukah Anda, ...  [selengkapnya]
oleh Eiji Yoshikawa
Rp 64.000
Rp 54.400
Kondisi negeri yang terpuruk akibat keserakahan klan Taira, menguntungkan Yoritomo yang ingin ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement