|
|
Sinopsis Buku: Lelaki tua yang kumal, bau, dan tulalit itu melakukan perjalanan pulang dengan kereta api. Pulang! Alangkah indahnya kata itu! Segala kerinduan akan masa lalu, akan dapat terpenuhi.Masa-masa kecil yang bahagia seakan dapat diraih kembali dalam pelukan. Dapatkah lelaki tua itu sampai ke rumahnya? Tidak! Ia sudah mencoba ratusan kali, tetapi tidak pernah berhasil. Ia bahkan melihat mayatnya sendiri di rumahnya, dan para tetangga meyakinkan bahwa itu memang mayatnya.
Kembali ke stasiun ia akhirnya terpaksa 'mengangkat kopor dan berjalan tanpa kata'.Perjalanan ulang aliknya yang sia-sia itu ia komentari sendiri sebagai sebuah puisi. Sebuah puisi yang berkisah tentang perjalanan kembali ke akar yang selalu gagal, pencarian diri yang selalu luput. Tetapi ia terus mencoba dan mencobanya, sampai akhir hayatnya. Lingkar alur pencarian diri akan terus berputar sampai maut menjemputnya.
***
Keluputan pencarian diri dituang dalam struktur yang juga luput ditangkap. Setiap usaha untuk menyusun kata-kata menjadi satu mosaik, buyar. Wacana tidak dapat dipercaya, karena memelesetkan pembaca terus-menerus. Namun, justru itulah sarana yang tepat bagi makna yang hendak disampaikan oleh novel ini!- Prof. Dr. Prihatmi -
Putu Wijaya tak pernah buang tempo. Dia menulis cerpen terus, novel terus, skenario terus, menyutradarai terus. Sejak dulu tokoh-tokoh cerpen dan novelnya unik terus, karakterisasi dan plotnya mengejutkan terus.- Taufiq Ismail -
Resensi Buku:
Buku Lainnya oleh Putu Wijaya:
| Rp 35.000 Rp 29.750 Buku ini disusun saat Jakarta lagi musim terror bom ulah orang-orang tak bertanggung jawab. Tapi ternyat Putu Wijaya sudah mempersiapkan teror jenis ... [selengkapnya] |
Lihat semua buku yang dikarang oleh Putu Wijaya »
| Tentang Pengarang:
Putu Wijaya dilahirkan di Tabanan, Bali, 11 April 1944.
Karya-karya dramawan dan penulis cerita pendek paling produktif di Indonesia yang atas undangan Fulbright pernah mengajar di Amerika Serikat antara 1985-89 antara lain:
Telegram (1972; novel yang memenangkan hadiah Sayembara Mengarang Roman DKJ 1971),
Stasiun (1977; novel pemenang hadiah Sayembara Mengarang Roman DKJ 1971),
Dar-Der-Dor (1996),
Aus (1996),
Zigzag (1996),
Tidak (1999).
Sejumlah karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Rusia, Perancis, Jerman, Jepang, Arab, dan Thailand. Pada tahun 1991, atas prestasi dan pencapaiannya dalam bidang kebudayaan, ia menerima Anugerah Seni dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. [ selengkapnya]
|
Buku Sejenis Lainnya:
oleh Rizka Amalia
Rp 49.000 Rp 41.650 An selalu terganggu dengan sikap ayahnya yang seolah membencinya. Apa gara-gara An ... [selengkapnya] | oleh A.H. Igama
Rp 35.000 Rp 28.000 KREEEKKK!
Kotak musik tua itu terbuka. Berbarengan dengan boneka kecil yang keluar, terdengar sebuah lagu mengalun. Iramanya ... [selengkapnya] | oleh Yuli Badawi , Hermawan Aksan
Rp 69.000 Rp 58.650 Tidak semua orang pernah ditawari merawat bayi orang lain
Namun, itulah yang dialami Yuli. Bukan hanya sekali, tetapi lima ... [selengkapnya] | oleh Jodi Picoult
Rp 101.000 Rp 85.850 Setiap orangtua hanya berharap bisa mendapat bayi yang sehat. Demikian pula dengan Charlotte dan Sean O Keefe. Namun, kenyatannya tidak begitu. Di ... [selengkapnya] |
Lihat semua buku sejenis »
Advertisement
|
|