|
Sinopsis Buku: Saya diyakinkan bahwa tradisi sastra masih ada, masih bermakna, dan juga mempesona. Kef memberi bukti teruji dalam pilihan kata, idiom, nuansa yang tidak satu tafsir.Di tengah banyaknya kumpulan cerpen yang membuka diri soal hubungan manusia, khususnya masalah seks, Kef memikat justru karena keintiman dengan yang selama ini terabaikan: bagaimana menghidupkan kembali narasi inti sebuah cerita. Saya diyakinkan, dan ini membanggakan. --Arswendo Atmowiloto
Lebih dari persoalan berbahasa dan gaya cerita yang memang mempesona, saya selalu tergetar oleh spirit literer yang tersembunyi dengan rapi dalam kisah-kisah ini: bahwa pada Akhirnya, cintalah yang menentukan kualitas kemanusiaan kita. Dan ini pula yang menentukan kualitas kepengarangan Kurnia Effendi. --Agus Noor Kisah-kisah cinta Kurnia Effendi tak hanya bicara tentang gairah. Di tangan penulis berbakat ini, kata mampu menyulap cinta menjelma bunga, yang kelopak-kelopaknya bertutur tentang keindahan, kepedihan, kebahagiaan, kehilangan ... tentang hubungan antar-manusia yang tak selalu lurus dan mulus tetapi selalu menjanjikan hidup karena cinta hadir di sana.--Manneke Budiman Di balik layar gaya bahasanya, yang sugestif, terlihat jelas bagaimana Kurnia Effendi sangat cermat mengatasi ruang dan waktu. Dengan tuturan yang sederhana, setiap cerita cintanya meninggalkan bekas yang tercecap lama. Dalam situs kami, Kurnia adalah nama paling favorit, baik dari jumlah pengunjung maupun jumlah cerpennya yang terhimpun.--Chusnato, pengelola Situs Sastra Koran sriti.com Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |