Cari berdasarkan:



Aku
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Aku   
Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair Chairil Anwar
oleh: Sjuman Djaya
> Puisi & Sastra » Sastra

Penerbit :    Metafor Publishing
Edisi :    Soft Cover
ISBN :    9793019131
ISBN-13 :    9789793019130
Tgl Penerbitan :    2003-00-00
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    155
Ukuran :    135x197x0 mm
Sinopsis Buku:
Bom atom pertama meledak di kota Hiroshima. Langit berselaput awan cendawan berbisa. Ketika memburai awan ini, bumi laksana ditimpa hujan salju yang ganas. Gedung-gedung beton runtuh. Aspal-aspal jalan terbakar menyala.Bumi retak-retak berdebu, di segala penjuru. Dan beribu tubuh manusia meleleh, tewas atau terluka. Seekor kuda paling binal, berbulu putih dan berambut kuduk tergerai, berlari di pusat kota, Jakarta! Tidak peduli pada yang ada, sekelilingnya, juga tidak pada manusia. Dia meringkik alangkah merdekanya.

Dunia ini, seolah cuma menjadi miliknya! Dan sekaligus seolah dia bicara:kalau sampai waktukukumau tak seorang kan merayutidak juga kautak perlu sedu sedan ituaku ini binatang jalangdari kumpulannya terbuangGaung suara ini seolah membelah langit, membelah bumi.Adegan-adegan film yang tergambar dalam skenario ini tak sempat diwujudkan oleh sang penulis sekaligus sutradara, Sjuman Djaya. Niatnya untuk mewariskan semangat penyair besar yang dikaguminya, Chairil Anwar, bagi para penikmat sinema tak pernah nyata. Namun, tak dapat disangkal bahwa skenario ini merupakan salah satu karya terpenting Sjuman Djaya yang menempatkannya di jajaran para seniman besar Indonesia.




Resensi Buku:

  keren
oleh: Budi Lestari
kalau lagi baca buku ini bener2 terlempar ke masa lalu....terpukau,ikut sakit,merasa terasing sekaligus berharga

  c
oleh: a. syaifudin .z
hghg

  AKU
oleh: leny widayanti
Judul Novel : AKU Pengarang : Sjuman Djaya Penerbit : Metafhor Publishing Tebal buku : 151 halaman Tempat terbit : Jakarta Tahun terbit : 2003 aku �Aku ! kalau sampai waktuku kumau tak seorang kan merayu tidak juga kau tak perlu sedu sedan itu aku ini binatang jalang dari kumpulannya terbuang biar peluru menembus kulitku aku akan meradang menerjang luka yang bisa kubawa berlari , berlari hingga hilang pedih perih dan aku lebih tidak peduli aku mau hidup seribu tahun lagi.� Kutipan puisi tersebut merupakan karya Chairil Anwar yang sangat terkenal dengan judul AKU . Chairil Anwar merupakan seorang seniman yang semasa hidupnya tidak pernah dihargai oleh para kritikus. Ia dianggap seniman yang bombastis, liar, dan penyair yang merusak nilai sastra dengan bahasa yang lugas tanpa dihias-hias. Tetapi setelah ia wafat, semua kritikus memujinya dan mengakuinya sebagai pelopor pembaruan seni sastra di Indonesia. Chairil Anwar merupakan lelaki kurus berambut panjang bermata cekung tapi tajam berwajah gelisah dan mata merah. Dia hidup di Jakarta dengan nenek dan kakeknya. Kedua orang tuanya telah lama berpisah pada saat dia masih kecil. Ayahnya labih memilih tinggal bersama istri keduanya di Medan. Pada saat Chairil Anwar bukan lagi seorang anak, bukan lagi seorang remaja, juga bukan orang dewasa ,tetapi pada saat dia adalah seorang l e l a k i ! dia tidak bekerja mencari nafkah untuk membantu ibunya dalam memenuhi kabutuhan sehari-hari. Kegiatan sehari-harinya hanyalah makan, pergi atau keluyuran pada pagi hari , pulang pada malam yang larut, selalu mengepit buku di ketiaknya kemanapun ia pergi dan tidur ketika ia sudah lelah keluyuran seharian. Itulah kegiatannya sehari-hari. Yang ia lakukan pada malam hari adalah menulis apa yang telah terjadi pada hari itu ataupun yang sedang ada di benaknya. Akhirnya sang Chairil Anwar pun menemukan pendamping hidupnya. Namanya adalah Hapsah seorang gadis manis dengan badan yang gemuk dan berasal dari daerah karawang. Dari pernikahannya bersama Hapsah, Chairil Anwar dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama Evawani. Namun, perkawinannya dengan Hapsah tidak bertahan lama. Mereka bercerai tidak lama setelah Evawani lahir. Tak lama semenjak perceraiannya dengan Hapsah, ia pun akhirnya tutup usia karena penyakit yang sudah lama dideritanya. Ia meninggal dengan memikirkan wanita khayalannya yang bernama Ida. Buku ini sangat penuh dengan pendidikan yang dapat diambil dari pengalaman seorang seniman atau penyair bernama Chairil Anwar. Selain terdapat puisi AKU, juga terdapat puisi seperti : *) �Tuhan dalam termangu aku masih menyebut nama-Mu biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cahya-Mu panas suci tinggal kerdip lilin di kalam sunyi.� �Tuhanku aku hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintu-Mu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling.� *) Karawang-Bekasi Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi Tidak bisa teriak �merdeka� dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, Terbayang kami maju dan berdegak hati ? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu Kenang, kenanglah kami Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa Kami sudah beri kami punya jiwa Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai-nilai tulang berserakan Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskanlah jiwa kami Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Syahrir Kami sekarang mayat Berilah kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Karawang dan Bekasi Kelebihan buku ini adalah banyaknya terdapat karya sastra terkenal, terdapat semua kehidupan seorang Chairil Anwar, terdapat wawasan dalam bidang sastra, dan masih banyak lagi. Kekurangan yang ada di dalam buku ini hanya terdapat kata-kata yang terlalu berat atau susah dimengeti oleh orang yang tidak mengerti atau orang yang ingin mempelajari sastra. Buku ini diperuntukan bagi orang yang sangat menyukai buku-buku atau sastra. Buku ini juga bisa dibaca oleh para pelajar yang sangat menyukai puisi atau orang lain yang hidup di luar bidang sastra. Karena dalam buku ini banyak sekali manfaat yang bisa diambil tanpa harus membedakan status atau dalam bidang apa kita bekerja karena dari dalam buku ini terdapat banyak pesan atau amanat yang harus diperhatikan sebab, dalam kehidupan sehari-hari sangat sering ditemukan.


Add your review for this book!


Buku Sejenis Lainnya:
oleh Gol A Gong
Rp 35.000
Rp 29.750
Air matamu mengerak di penggorengan tak berminyak.
Suaramu mengepul mengiris malam.
Tubuhmu berdetak berkeringat direguk ...  [selengkapnya]
oleh Y. B. Mangunwijaya
Rp 69.000
Rp 58.650
  [selengkapnya]
oleh Utuy Tatang Santani
Rp 29.000
Rp 24.650
Dina ieu buku dimuatkeun dua karya Utuy Tatang Sontani ngeu-naan Sang Kuriang. Dina bagian kahiji, dijudulan "Sang Kuriang", mangrupa ...  [selengkapnya]
oleh Amir Hamzah
Rp 25.000
Rp 21.250
Amir Hamzah adalah penyair yang lembut. Lirik-liriknya selalu menyuarakan kesyahduan hati dengan pilihan kata yang kaya sekaligus menuntut ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement