Cari berdasarkan:



Larasati
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Larasati 
oleh: Pramoedya Ananta Toer
> Puisi & Sastra » Sastra
> Fiksi » Sosial, Budaya & Sejarah

Penerbit :    Lentera Dipantara
ISBN :    9799731291
ISBN-13 :    9789799731296
Tgl Penerbitan :    2003-00-00
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    180
Ukuran :    130x200x0 mm
Sinopsis Buku:
Roman ini merekam dengan elegan golak revolusi Indonesia pascaproklamasi. Tapi bukan dari optik "orang-orang besar dan orangp-orang tua", melainkan seorang perempuan. Larasati namanya. Seorang aktris panggung bintang film yang cantik. Dari kidah perjalanan perempuan inilah melela sebuah potret keksatriaan kaum mudah merebut hak merdeka dari tangan-tangan orang asing.

Tidak hanya merekam kisah-kisah heroik kepahlawanan, namun juga lengkap dengan selagala kemunafikan kaum revolusioner, keloyoan, omong banyakl tapi kosong dari para pemimpin, pengkhianatan, dan sebenggol-sebenggol kisah percintaan. Dari sepenggalan perjalanan Ara-dari pedalaman (Yogyakarta) ke daerah pendudukan (jakarta)-terpotret bagaimana manusia-manusia Republik memandang revolusi.




Resensi Buku:

  Sekali lagi perempuan beraksi
oleh: Amang Suramang
Larasati pertama kali terbit sebagai cerita bersambung dalam surat Kabar Bintang Timur/Lampiran Budaya LENTERA 2 April 1960 s.d. 17 Mei 1960 Cerita berpusat pada diri Larasati (Ara), seorang aktris -- bintang film yang cantik di masa-awal kemerdekaan Indonesia. Sangat terkenal di zaman Belanda, tetapi ia rela meninggalkan dunia glamor itu, lalu ikut berjuang "dengan caranya sendiri" dengan menghibur para pemuda rakyat yang berjuang melawan penjajah. Ini merupakan kali kesekian, Pram menokohkan seorang perempuan yang mengembang tugas sejarah. Hanya saja, karena dilekatkan pada tokoh seorang aktris film, cara Pram mengembangkan sisi perjuangannya menjadi agak lain dengan tokoh-tokoh perempuan dalam novel-novel Pram yang lain. Menjadi agak lain, karena figur Larasati adalah figur perempuan yang memilih berjuang dengan cara yang bisa ia lakukan: menghibur rakyat. Ia tak lagi ingin main dalam film-film propaganda Belanda meski penolakannya itu berarti tindakan yang bisa mengancam nyawanya sendiri. Tetapi Larasati yang difigurkan Pram ini, meskipun ia keras hati, pemberani, bermulut lancang, namun penuh amarah dengan keterbatasannya sebagai perempuan. Apalagi bila yang dihadapinya adalah para pribumi yang mau menjadi opsir belanda. "Kalau aku lelaki -aku bisa berbuat banyak. Daerah ini bisa kalah berkali-kali. Tapi Revolusi tak bakal menyerah! Pada waktunya, mulut-mulut besar ini akan dibabat oleh Revolusi. Semua!" Di dalam peperangan, yang paling banyak menderita adalah perempuan dan anak-anak. Agaknya berangkat dari ini, figur Larasati dimunculkan oleh Pram. Namun, karena terlalu berpegang pada penokohan yang kontradiksi, seperti Larasati yang punya harga diri, tetapi tokh akhirnya ia mau saja jadi "istri" dari seorang Arab selama bertahun-tahun. Kontradiksi-kontradiksi figur Ara, demikian biasa ia disebut, sempat membuat jengkel saya dan seorang teman. Jengkel karena paling tidak berharap Ara bisa berbuat lebih untuk harga dirinya sendiri dan ikut berjuang pantang menyerah dengan sangat heroiknya melawan tentara Belanda, tak kalah dengan berandal-berandal yang berjuang tanpa logika perlawanan, hanya puas dengan modal nekat. Tapi itulah dia: Pram agaknya ini kali hendak menunjukkan tokoh perempuan yang tidak terlalu heroik, tidak terlalu frontal, penuh kontradiksi, tetapi masih punya sisa-sisa harga diri, rasa cinta tanah air, sedikit dendam pada perang yang merenggut kehidupan, benci pada kemunafikan, juga pada para penjilat.


Add your review for this book!




Tentang Pengarang:

Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora pada 6 Februari 1925. Selain sebagai pengarang, bermacam profesi telah dijalani Pramoedya seperti juru ketik Kantor Berita Dome (1942-1944), wartawan majalah Sadar (1947) dab kenber "Lentera" suratkabar Bintang Timur (1962-1965), dan dosen di Fakultas Sastra Universitas Res Publica (1936-1965) serta di Akademi Jurnalistik Dr. Rivai (1964-1965).
Menulis sejak di bangku sekolah dasar, hingga kini Pramoedya telah menghasilakn tidek kurang dari 35 buku, fiksi maupun nonfiksi. Karya-karyanya yang terbit pada masa Order Baru dilarang oleh pemerintah. Karya puncaknya adalah tetralogi novel sejarah yang ditulis ketika Pramoedya ditahan selama 11 tahun di Pulau Buru, yakni Bumi Manusia (1981), Anak Semua bangsa (1981), Jejak Langkah (1985) dan Nyanyi ... [selengkapnya]




Buku Sejenis Lainnya:
oleh Gol A Gong
Rp 35.000
Rp 29.750
Air matamu mengerak di penggorengan tak berminyak.
Suaramu mengepul mengiris malam.
Tubuhmu berdetak berkeringat direguk ...  [selengkapnya]
oleh Y. B. Mangunwijaya
Rp 69.000
Rp 58.650
  [selengkapnya]
oleh Utuy Tatang Santani
Rp 29.000
Rp 24.650
Dina ieu buku dimuatkeun dua karya Utuy Tatang Sontani ngeu-naan Sang Kuriang. Dina bagian kahiji, dijudulan "Sang Kuriang", mangrupa ...  [selengkapnya]
oleh Amir Hamzah
Rp 25.000
Rp 21.250
Amir Hamzah adalah penyair yang lembut. Lirik-liriknya selalu menyuarakan kesyahduan hati dengan pilihan kata yang kaya sekaligus menuntut ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement