|
Sinopsis Buku: Ini adalah kisah tentang matahari pagi dan harapan. Cerita ini bermula ketika langit masih gulita. Ketika dingin dan suara menjadi runcing menusuk kulit dan telinga. Ketika yang kita miliki hanya janji cahaya dan keteguhan untuk memercayainya. Saat itu kita menanam hidup pada sebuah kata sederhana: harapan. *** Beberapa waktu lalu aku adalah Dian Syarief yang dianugerahi mata yang dapat melihat segala warna. Sekejap kemudian, penyakit lupus yang berujung pada abses otak menghapus warna-warna. Ya, warna bukan milikmu. Ia dapat dengan mudah diambil darimu. Pengelihatanku semakin dan semakin pudar, kemudian pada suatu titik aku tak bisa melihat apa-apa lagi. Jalan gelap yang merentang di depanku menuntunku entah ke mana. Namun, justru dari jalan gelap itulah cerita panjang tentang matahari pagi akan bermula. *** Sebuah kisah tentang matahari pagi yang belajar menjadi satu mata yang memandang semuanya. Satu mata yang ingin selalu belajar memandang kebaikan hidup dan menceritakannya kembali kepadamu. Dian Syarief, perempuan tangguh ini didiagnosis menderita lupus sejak 1999. Ia telah menjalani berbagai rangkaian operasi akibat penyakit lupus yang menyerangnya. Namun, itu tak membuatnya gentar. Di tahun 2004 Dian membentuk Yayasan Syamsi Dhuha yang bergerak untuk membantu sahabat Odapus (orang dengan lupus) dan LoVi (low vision). Keaktifan dirinya di dunia sosial dan kesehatan membuat ia terpilih salah satu tokoh inspiratif yang dianugerahi Danamon Award 2010. Dan di tahun 2012 ini Yayasan Syamsi Dhuha diapresiasi Sasakawa Health Prize oleh badan internasional WHO. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |