|
Sinopsis Buku: “I become more than ever convinced that it was not the sword that won a place for Islam in those days.It was the rigid simplicity, the utter self-effacement of the Prophet, the scrupulous regard for pledges, his intense devotion to his friends and followers and his intrepidity,his fearlessness, his absolute trust in God and in his own mission.These and not the sword carried everything before them and surmounted every obstacle” “Saya semakin yakin bahwa Islam tidaklah disebarkan dengan pedang. Kesederhanaan yang teguh, sang Nabi yang penuh tawadhu’, keteguhan dalam memegang janjinya, kasih sayangnya yang amat besar kepada sahabat dan pengikutnya, keberaniannya, kepercayaannya yang mutlak kepada Tuhan dan misinya; inilah, dan bukan pedang, yang mengantarkan segala sesuatu di hadapan mereka dan mengatasi setiap masalah.” (Mahatma Gandhi, 1869-1948; Pemikir, negarawan, dan pemimpin nasionalis India) “The greatest success of Mohammad’s life was effected by sheer moral force without the stroke of a sword.” “Kesuksesan kehidupan Muhammad yang luar biasa disebabkan semata-mata oleh kekuatan akhlak, tanpa hunusan pedang.” (Edward Gibbon, 1737-1794) “He treated friends and strangers, the rich and poor, the powerful and weak, with equity, and was beloved by the common people for the affability with which he received them, and listened to their complaints”. “Dia memperlakukan kawan dan orang asing, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah, dengan cara yang adil. Dia dicintai oleh rakyat jelata karena dia menerima mereka dengan tulus dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka. (Washington Irving, 1783-1859) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |