|
Sinopsis Buku: “Ya, kita mengetahui bahwa masing-masing mempunyai Tuhan sendiri-sendiri. Orang di gunung Bromo atau di Kepulauan Natuna, penduduk dataran tinggi Waemena atau di daerah Gayo, …Apakah memang Tuhan itu ada untuk masing-masing pemeluk kepercayaan, di masing-masing tempat? Dengan kata lain, Tuhan itu banyak?” “Dalam sebuah perusahaan, hanya ada seorang Presiden Direktur. Yang lain hanya membantu dengan tugas yang sudah ditetapkan. Kalau ada dua orang Presiden Direktur, pegawai yang bekerja di perusahaan itu pasti akan bingung, perintah siapa yang harus diturut... Begitu pula dengan mengendalikan alam semesta, menguasai jagad raya ini. Hanya Yang Mahasatu, Allah Yang Maha Esa. Keesaan Tuhan ini sehubungan dengan Tuhan itu Mahakuasa dan Mahabesar. Kalau tidak Mahakuasa dan Mahabesar mungkin saja mengatur alam semesta ini akan bersekutu dengan yang lain, sehingga terdapat Tuhan kolektif ada konsorsium Tuhan. Berarti Tuhan tidak Esa lagi, melainkan banyak. Tetapi karena Tuhan itu Mahakuasa, Dia mampu, tanpa dibantu.” Ringan tapi dalam, sederhana tapi jelas. Inilah obrolan mas Tri yang belajar Islam dengan penulis di sela-sela perjalanan dinas. Mas Tri mewakili orang-orang awam yang ingin mengenal Islam. Dan, obrolah mas Tri dengan penulis menjadi contoh, begitulah seharusnya kita mengisi waktu. Belajar dan belajar. Terutama belajar tentang agama yang menjadi pedoman hidup kita. Sebuah buku sederhana dengan tutur kata yang mudah dan tidak menggurui, terasa nikmat untuk kita baca sekaligus membuka cakrawala kita tentang Islam dengan cara yang sangat menyenangkan. Kehadiran buku ini kami harapkan bisa menjadi media pembelajaran untuk mengenal Islam lebih dekat. Pada saat yang sama diharapkan buku ini juga menjadi cermin bagi setiap kita dalam memanfaatkan waktu senggang. Biasanya kalau tidak ngobrolin keluarga, soal politik menjadi menu utama perbincangan kita di sela-sela perjalanan atau di waktu luang lainnya. Belajar agama dipandang terlalu berat, serius, cocoknya di masjid, dan lain sebagainya. Intinya membicarakan topik agama bukan topik menarik saat senggang. Penulis buku ini bersama mas Tri memberi kita teladan ngobrolin agama bisa menjadi menu perbincangan di waktu senggang yang tak kalah asyik dengan topik politik atau keluarga. Pertanyaan-pertanyaan mas Tri mewakili kelompok masyarakat muslim awam. Masyarakat muslim kebanyakan. Topik-topiknya terkait dengan hal-hal pokok dalam Islam. Dimulai dengan pembahasan seputar Islam sebagai sebuah agama. Bagaima kedudukan agama Islam di tengah-tengah agama lainnya. Lalu, dilanjutkan dengan perbincangan seputar mengenal Allah. Hanya lewat ciptaannya kita bisa mengenal Allah. Perbincangan dilanjutkan dengan topik seputar Muhammad Saw. sebagai nabi akhir zaman. Kemudian disambung lagi dengan obrolan seputar Al-Qur’an yang menjadi mukjizat sekaligus panduan untuk umat Muhammad Saw. Obrolan beralih ke topik seputar mengenal manusia. Siapa kita, dari mana dan akan ke mana. Lalu dilanjutkan dengan pembahasan seputar shalat. Ibadah utama yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim. Tidak lupa juga dibahas seputar zakat, puasa, dan haji. Obrolan selama tujuh hari itu kemudian di akhiri dengan topik peran umat Islam di tengah-tengah perkembangan zaman. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |