|
Sinopsis Buku: Pak Raja sekarat. Dalam menanti ajal, ia memanggil satu nama perempuan yang bukan istrinya; Jeng Yah. Tiga anaknya, pewaris Kretek Djagad Raja, dimakan gundah. Sang Ibu pun terbakar cemburu terlebih karena permintaan terakhir suaminya ingin bertemu Jeng Yah. Maka berpacu dengan malaikat maut, Lebas, Karim, dan Tegar, pergi ke pelosok Jawa untuk mencari Jeng Yah, sebelum ajal menjemput sang Ayah. Perjalanan itu bagai napak tilas bisnis dan rahasia keluarga. Lebas, Karim dan Tegar bertemu dengan buruh bathil (pelinting) tua dan menguak asal-usul Kretek Djagad Raja hingga menjadi kretek nomor 1 di Indonesia. Lebih dari itu, ketiganya juga mengetahui kisah cinta ayah mereka dengan Jeng Yah, yang ternyata adalah pemilik Kretek Gadis, kretek lokal Kota M yang terkenal pada zamannya. Apakah Lebas, Karim dan Tegar akhirnya berhasil menemukan Jeng Yah? Gadis Kretek tidak sekadar bercerita tentang cinta dan pencarian jati diri para tokohnya. Dengan latar Kota M, Kudus, Jakarta, dari periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan, Gadis Kretek akan membawa pembaca berkenalan dengan perkembangan industri kretek di Indonesia. Kaya akan wangi tembakau. Sarat dengan aroma cinta. Resensi Buku:
Menarik oleh: Andrea Ika Hapsari Judul : Gadis Kretek Penulis : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Cetakan : Maret 2012 Tebal : 274 hlm Sinopsis Pak Raja sekarat. Dalam menanti ajal, ia memanggil satu nama perempuan yang bukan istrinya; Jeng Yah. Tiga anaknya, pewaris Kretek Djagad Raja, dimakan gundah. Sang Ibu pun terbakar cemburu terlebih karena permintaan terakhir suaminya ingin bertemu Jeng Yah. Maka berpacu dengan malaikat maut, Lebas, Karim, dan Tegar, pergi ke pelosok Jawa untuk mencari Jeng Yah, sebelum ajal menjemput sang Ayah. Perjalanan itu bagai napak tilas bisnis dan rahasia keluarga. Lebas, Karim dan Tegar bertemu dengan buruh bathil (pelinting) tua dan menguak asal-usul Kretek Djagad Raja hingga menjadi kretek nomor 1 di Indonesia. Lebih dari itu, ketiganya juga mengetahui kisah cinta ayah mereka dengan Jeng Yah, yang ternyata adalah pemilik Kretek Gadis, kretek lokal Kota M yang terkenal pada zamannya. Apakah Lebas, Karim dan Tegar akhirnya berhasil menemukan Jeng Yah? Gadis Kretek tidak sekadar bercerita tentang cinta dan pencarian jati diri para tokohnya. Dengan latar Kota M, Kudus, Jakarta, dari periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan, Gadis Kretek akan membawa pembaca berkenalan dengan perkembangan industri kretek di Indonesia. Kaya akan wangi tembakau. Sarat dengan aroma cinta. Awalnya kaget melihat sampul novel ini, Sampul yang memajang gambar perempuan berkebaya hijau sekilas mirip RA Kartini dengan sebatang rokok menyala beserta asapnya yang mengepul. Walau begitu novel ini bukan berisi ajakan untuk merokok, ini bisa dilihat dari peringatan yang ada di halaman depan "Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin" Buku ini ringan untuk dibaca, kita akan dibawa pelan-pelan menjelajahi cerita yang ada. Bercerita mengenai 3 generasi yang diceritakan cukup pendek tidak berbelit-belit. Terfokus pada seorang wanita yang dipanggil �Jeng Yah�. Bisa dibilang ini kisah percintaan yang dicampur dalam tembakau, cengkeh, saus rahasia dalam sebuah kretek. Perkembangan kretek juga ditautkan secara apik dengan sejarah Indonesia, mulai dari zaman Belanda, Jepang, kemerdekaan, PKI, hingga masa kini. Jika ada yang mengatakan pelajaran sejarah adalah sebuah topik yang membosankan, maka kemungkinan sang guru sejarah bisa �belajar� melalui sang penulis . novel ini juga bercerita tentang bagaimana popularitas rokok klembak memudar digantikan rokok kretek. Inilah jenis novel sejarah yang kusukai. Unsur sejarah dan informasi dianyamkan ke dalam cerita dengan mulus, dan tidak membosankan. Buku ini bagus untuk dibaca, bukan untuk diceritakan. Lepas dari beberapa typo dan inkonsitensi yang menurut saya tidak mengurangi kenikmatan membaca novel ini, karya Ratih Kumala kali ini sangat layak untuk dinikmati, seperti rokok, ada sensasi dan candu di situ. Aku senang bisa menemukan satu lagi penulis Indonesia yang kusukai. Kapan-kapan aku akan membaca karyanya yang lain. Rating : 4 bintang KEREN oleh: Mariyatul Qibtiyah flash back yang mengharukan :-) Add your review for this book!
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |