|
Sinopsis Buku: Ruwatan adalah upacara membebaskan orang dari nasib buruk yang akan menimpa. Sebagian orang Bali dan Jawa menyakini ruwatan sebagai satu jalan spiritual yang melahirkan manusia kembali menjadi manusia yang lebih baik dalam berbagai hal. Tradisi ruwatan ini mengacu pada kisah Mahabarata, ketika Sahadewa salah satu dari awak Pandawa, meruwat Dewi Durga yang berwajah raksasa mengerikan kembali menjadi Dewi Uma yang cantik rupawan.
Alkisah, Dewa Siwa ingin menguji kesetiaan istrinya, Dewi Uma, dengan berpura-pura sakit keras. Ketua para Dewa itu meminta Uma untuk mencari air susu putih milik seorang penggembala di bumi untuk dijadikan obat. Uma pun lekas turun ke bumi. Sementara Dewa Siwa dengan secepat cahaya lebih dulu sampai di sebuah hutan dan menyamar sebagai penggembala sapi. Seharian Uma mencari penggembala sapi, tapi tak jua ketemu. Sampai senja merayapi hutan, akhirnya ia bertemu dengan penggembala sapi itu. Ia pun lantas meminta segelas susu sapi penggembala yang kebetulan sedang menyusui itu. Lelaki penggembala tak berkenan memberikan susu sapinya secara cuma-cuma. Ia rela memberi susu sapi itu, jika Uma bersedia tidur dengannya. Dewi Uma bimbang ketika di simpang pilihan. Siwa yang memintanya turun ke bumi untuk mencari susu sapi putih harus berurusan dengan penggembala sapi. Di satu sisi Dewi Uma sangat butuh susu itu untuk mengobati Siwa yang sedang sakit, di sisi lain ia harus menyerahkan kehormatannya. Sebuah ujian kesetiaan. Dan apa boleh buat, demi kesetiaannya pada Siwa ia rela menyerahkan tubuhnya! Dewi Uma pun pulang ke Kahyangan dengan membawa susu itu. Dan Siwa ternyata tahu apa yang dilakukan Uma di bumi. Siwa tidak terima. Ia lantas mengutuk Uma menjadi Durga yang buruk rupa dan tinggal di bumi, tepatnya di Setra Gandamayu selama 12 tahun. Setelah 12 tahun hidup menjadi penguasa Gandamayu, datanglah Sahadewa anak bungsu Pandu. Ia diseret Kunti ke Gandamayu untuk dijadikan tumbal bagi Durga agar Pandawa bisa memenangkan perang Baratayuda. Pandawa tidak akan bisa mengalahkan Korawa karena mereka didukung oleh dua raksasa sakti, yaitu Kalantaka dan Kalanjaya. Hanya dengan bantuan Dewi Durga, pikir Kunti, Pandawa bisa menang. Kunti menyerahkan Sahadewa kepada Durga. Ia diikat di batang pohon randu kuburan Setra Gandamayu. Namun pada akhirnya, Sahadewa yang dibantu Dewa Siwa berhasil meruwat Durga menjadi Dewi Uma yang cantik seperti sediakala. Dari situlah Sahadewa mendapat gelar Sudamala dari Dewi Uma. Ia pun diberi jimat sakti yang ditulis langsung oleh Dewi Uma di lidah Sudamala. Pada akhir cerita, Sudamala lah yang mengalahkan dua raksasa Kalantaka dan Kalanjaya. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |