|
Sinopsis Buku: Petualangan ke-21 mereka yang seru dan mengasyikkan! Lima Sekawan pergi kemping dekat rumah seorang ilmuwan terkemuka. Pada suatu hari kertas kerja super rahasia hilang dari rumah ilmuwan itu. Mampukah Lima Sekawan mengungkapkan, siapa pencurinya? Resensi Buku:
Enid Blyton - Lima Sekawan #21_Sirkus Misterius oleh: Laksmi Anindita Judul : Lima Sekawan vol. 21 (Sirkus Misterius) Pengarang : Enid Blyton Alih Bahasa : Agus Setiadi Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tebal : 192 halaman Lima Sekawan kembali lagi! Sekarang mereka berkemah di dekat rumah temannya, Utik, yang merupakan anak seorang ilmuwan ternama. Awalnya Utik marah karena ada rombongan sirkus keliling yang ikut berkemah di lapangan miliknya. Tapi setelah ayahnya membacakan dokumen perjanjian mengenai lapangan tersebut, Utik pun akhirnya bersedia berkemah berdekatan dengan mereka. Awalnya perkemahan itu berjalan menyenangkan. Pemain sirkus itu menampilkan penampilan pra-pertunjukkan kepada Lima Sekawan dan Utik. Saat bertemu MR. Wooh, si Penyihir Ajaib, pun Utik membeberkan rahasia mengenai proyek Ayahnya yang sebenarnya tidak boleh diketahui siapapun. Tanpa Utik sadari, Mr. Wooh sangat tertarik untuk mencuri dokumen rahasia ayahnya dan ingin menjualnya kepada negara. Dan malam itu juga, Mr. Wooh pun beraksi. Sayangnya, Jenny, juru masak Utik, belum tidur dan melihat adanya sekelebat bayangan yang naik ke tembok menara dan menyebabkan Mr. Wooh hanya mendapatkan beberapa lembar kertas dari kamar menara itu. Lima sekawan tak tinggal diam. Mereka berencana untuk memalsukan dokumen rahasia itu dengan angka yang berbeda dan mengembalikannya ke kamar menara sedangkan dokumen asli akan dibawa ke Pulau Kirrin�pulau milik George. Tapi sayang, aksi itu segera diketahui oleh Mr. Wooh yang kebetulan mampir ke tenda Julian. Lima Sekawan pun akhirnya merubah taktik untuk langsung menyimpan dokumen aslinya di Pulau Kirrin. Awalnya George marah, ia merasa ialah yang pantas untuk melakukan tugas itu karena pulau itu miliknya. Tapi George punya rencana lain. Sebelum tidur, George berpamitan kepada Anne kalau ia hendak berjalan-jalan bersama anjing kesayangannya, Timmy. Tapi George tidak berjalan-jalan melainkan pergi ke Pulau Kirrin bersama Timmy. Di sana Mr. Wooh dan seorang temannya sudah menunggu kedatangannya. Dan dengan segala kecerdikannya, akhirnya mereka pun terjebak di Pulau Kirrin. Serial ini selalu menarik seperti serial-serial yang sebelumnya. Keseruan, ketegangan, dan kekocakkan menjadi bumbu penyedap yang menarik untuk dibaca. Dan entah bagaimana ceritanya, Lima Sekawan pun pasti bisa mengungkap dan menuntaskan segala keanehan yang ada dengan kecerdikan mereka. Bisa dibilang, buku ini sempurna. Tidak memiliki kesalahan suatu apapaun. Tokoh yang aku suka adalah George. Perempuan yang bergaya dan bersikap seperti anak laki-laki ini memang kolokan dan suka merajuk, tapi ia mempunyai ketabahan yang luar biasa. Ia berani menghadapi ribuan penjahat sekalipun selama ia bersama Timmy. Ia pun tak gentar terhadap resiko yang menghadangnya. Lain halnya dengan George, Utik sangat nakal. Ia tidak bisa diam, selalu mengganggu pekerjaan ayahnya. Mulutnya pun tak bisa dijaga. Ia selalu membeberkan pekerjaan ayahnya yang sifatnya sangat rahasia, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja dengan alasan bahwa ia sangat mengagumi sosok ayahnya. Alhasil, kelakuannya itu pun mengundang resah banyak pihak. Dari serial ke-21 ini, aku bisa memberinya rating sebanyak 4 dari 5 bintang. Aku akui cerita ini memang menarik dan bagus, tetapi kalau dibandingkan dengan serial yang lainnya, ada yang lebih menarik daripada serial ke-21 ini. Salam resensator, Ninda Add your review for this book!
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |