|
Sinopsis Buku: Setiap hari kita diajak untuk menonton dagelan politik di republik ini. Selalu saja ada politik pencitraan yang membuat aksi perang-perangan dengan segala tujuan. Kadang, untuk mengalihkan isu, menyelamatkan kepentingan partai atau bahkan untuk membela maruah keluarga. Rakyat tanpa sadar diajak untuk melihat hanky panky politik semacam ini sehingga lupa bahwa sebenarnya merekalah korban utamanya. ***** Buku ini menjadi sangat menarik karena sarat dengan uraian berbagai kasus mutakhir yang Bambang Soesatyo banget. Karena itu, buku ini menjelaskan dengan sangat lugas mengenai persepsi, posisi, dan pandangan “paling telanjang” dari penulisnya atas suatu kasus. —Dr. Bambang Widjojanto, advokat, pegiat antikorupsi “Karya yang ada di tangan para pembaca ini dengan tajam menguliti gurita korupsi yang telah lama menggerogoti pilar-pilar kebangsaan kita dengan cara-cara yang sangat lihai, licik, dan kumuh di saat aparat penegak hukum sedang berada dalam posisi hampir tiarap.” —Prof. Dr. A. Syafii Maarif, MA. Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah “…ia (Bambang Soesatyo) sebenarnya sedang menunjukkan secara jujur untuk melakukan perang serius terhadap korupsi melalui Senayan, bukan perang-perangan..” —Dr. H. Busyro Muqoddas, SH., Ketua KPK “Bukan sekadar kritik, tapi buku ini juga tampak ingin menguliti buruknya kinerja semua institusi penegak hukum termasuk KPK dalam menangani kasus-kasus korupsi di negeri ini.” —K.H. A. Hashim Muzadi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang, Mantan Ketua Umum PB NU. “Saya sebenarnya tidak mengharapkan terbitnya buku-buku seperti ini. Tapi, apa mau dikata? Fakta, pemberantasan korupsi memang masih memprihatinkan. Saya berharap, ke depan, kasus-kasus korupsi besar bisa benar-benar diberantas.“ —Ir. Aburizal Bakrie, Ketua Umum DPP Partai Golkar. “Buku ini memberikan kepada publik sebuah fakta dan data bagaimana korupsi kebijakan kerapkali dilegalkan atas nama kekuasan. Semoga hadirnya buku ini membuka mata hati publik bahwa korupsi masih tetap menjadi bagian politik kekuasan.” —Romo Benny Soesetyo, Agamawan, Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |