|
Primadonna Angela Website: http://vervain.blogspot.com Email: [email protected]
Lahir di Rumbai, Pekanbaru, tanggal 7 Oktober, Primadonna Angela (Donna, Angela) sekarang berdomisili di Bandung bersama suami (yang juga penulis) dan bayi kesayangannya. Lulusan Sastra Inggris UNPAD ini pernah bekerja sebagai penerjemah dan juga penulis lepas, editor, copywriter, guru, sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi fulltime mother dan freelance writer dalam waktu bersamaan.
Penulis yang biasa dipanggil eNna oleh orang-orang terdekatnya ini sangat gemar membaca (selain genre fantasi khususnya karya Margaret Weis dan Tracy Hickman, Raymond E. Feist, David Eddings, J.R.R. Tolkien, Eva Ibbotsonia juga menyukai karya-karya Agatha Christie, Roald Dahl, Paula Danziger, Paul Jennings, Dave Barry, Edgar Allan Poe, Bill Cosby, Paul Reiser, Edogawa Ranpo, Jhumpa Lahiri, Amy Tan, Sylvia Plath.
Kalau ingin tahu selengkapnya, silakan bertanya melalui e-mail), menulis, anime, manga, aromatherapy, herbs, metode-metode untuk lebih mengenal diri sendiri dan orang lain (palmistry, tarot, tea leaves, runes, I Ching, graphology), dan masih banyak lagi. Ecletic witch yang menggemari aroma lavender dan sandalwood ini memiliki motto: Love is the essence of life. Ia juga percaya bahwa setiap orang berhak untuk bahagia dengan caranya sendiri.
|
Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Primadonna Angela:

| Salju tak mampu membekukan hatiku oleh Primadonna Angela Yuki Matsuri-Festival Salju Sapporo.
Itulah saat patung-patung es dalam berbagai bentuk dari legenda rakyat sampai karakter anime diciptakan untuk dikagumi. Itulah saat malam-malam dipenuhi cahaya lampu warna-warni berpendar, menghangatkan hati.
Di sanalah ... [selengkapnya]
| 
| oleh Adenita, Cynthia Wibowo, Primadonna Angela, Theresia Trisanti, dkk Seberapa kerap kita menikmati petang? Di dalam petang seperti ada misteri. Tersimpan renungan yang terlelap di belakang kepala. Termasuk penggalan kisah cinta, pemahaman romansa, pengenalan diri, serta ke-aku-an yang kehadirannya terbiaskan hari-hari yang berlari.
Lantaran itulah ... [selengkapnya]
| 
| oleh Primadonna Angela
Katya kesal! Masa di umur enam belas, ia masih dilarang pergi sendirian? Apalagi kalau keluarganya menitahkan Diko, tetangga sekaligus teman masa kecilnya, untuk menemani Katya.
Lelah karena selalu dianggap bayi oleh keluarganya, Katya langsung menyambut ... [selengkapnya] |
|