|
Sinopsis Buku: Zikir merupakan sunnatullah. Tuhan menciptakan semua makhluk-Nya dalam ikatan zikir kepada-Nya. Begitu pun manusia. Sejak ruh ditiupkan pertama kali ke dalam diri manusia, sudah berlangsung perjanjian antara manusia dengan Allah. Sebuah perjanjian ketuhanan di mana manusia mengakui bahwa Allah adalah Tuhannya. Dalam kehidupan sehari-hari, pengakuan tersebut termanifestasi dalam bentuk ibadah (zikir) kepada-Nya.
Zikir bisa berwujud dalam beragam bentuk. Ia bisa berupa lantunan kata-kata (zikir lisan), bisa juga dalam bentuk mengingat dengan hati (zikir kalbu), juga bisa dalam bentuk perilaku yang baik (zikir amal). Masing-masing saling terkait dan saling melengkapi. Selain memuat untaian kalimat zikir, buku ini mengupas fenomena Muhammad Arifin Ilham dan majelis Zikir Az-Zikra yang dipimpinnya. Di tengah hiruk-pikuk dan rutinitas masyarakat kota, zikir seakan mengandung magnet yang menggoda. Ada kesyahduan, kerinduan dan kepuasan yang dirasakan oleh para jamaah saat lafal zikir dilantunkan. Dan yang terpenting dari semua proses zikir adalah melantunkan dengan lisan, memahami dengan hati, dan memantulkan dalam bentuk perilaku ilahiah (akhlaqullah). "Ingatlah, hanya dengan mengingat (zikir) kepada Allah lah, hati menjadi tenteram." _QS Al-Ra'd (13);28 Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |