|
Sinopsis Buku: Dua Kota Tiga Zaman karya Purnawan Basundoro ini adalah buku kedua yang diterbitkan dalam Seri Kota, Kata, dan Kuasa, menyusul karya Abidin Kusno, Ruang Publik, Identitas, dan Memori Kolektif: Jakarta Pasca Suharto, yang telah diterbitkan sebagai karya perdana seri ini. Jika Abidin Kusno menyoroti isu-isu kontemporer Jakarta sebagai metropolis sekaligus ibu kota negara, maka dalam terbitan Seri Kota yang kedua ini, Purnawan menyajikan potret historis dua kota besar di Jawa Timur, yakni Surabaya dan Malang, yang melingkupi tiga kurun waktu penting dalam sejarah Indonesia mdoern: zaman Belanda, zaman Jepang, dan zaman Kemerdekaan.
Kekuatan buku purnawan ini terletak terutama pada pendekatannya. Penulis menyinergikan beberapa disiplin ilmu untuk menguak pelbagai sisi dan dimensi kedua kota dari masa ke masa. Dalam perbincangan dan kajiannya, pembaca dengan jelas dapat melihat bagaimana ilmu sejarah dan sosiologi, bahkan juga ekonomi-politik, secara bersama-sama dikerahkan untuk menghasilkan suatu tinjauan kritis yang unik. Ini sejalan dengan nafas seri ini, yang mengedepankan kajian interdisipliner sebagai ujung tombaknya. Buku ini hendak menyajikan riwayat kelahiran dua kota utama di Jawa Timur ini satu di psesisir dan satu lagi di pedalaman. Titik-berat penelusuran dan kajian Purnawan atas Surabaya dan Malang terletak pada sejarah perkembangan kedua kota dari segi urbanisasi dalam rangkaian tiga zaman yang saling terkait erat tapi pada saat yang sama juga saling berkontradiksi satu sama lain. Ketiga zaman tersebut sama-sama memainkan peran penting dalam transformasi kedua kota ini. Mengikuti ulasan Purnawan, pemahaman kita akan pelbagai aspek dan faktor yang terlibat dalam pertumbuhan kedua kota dipertajam sekaligus diperluas. Saya yakin bahwa, seusai membaca buku ini, pembaca akan memiliki gambaran baru tentang kedua kota dalam benak mereka. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |