|
Sinopsis Buku: Ketika sedang menyiapkan sebuah pernikahan, terkadang perhatian kita hanya terfokus pada hebatnya pesta pernikahan, indahnya gaun pengantin, lezatnya hidangan, dan meriahnya acara. Fantasi romantis terkadang membuat kita melupakan arti perkawinan itu sendiri dan mengaburkan maksud di balik makna janji-janji pernikahan yang diikrarkan untuk sehidup semati.
Dalam buku ini, penulis membahas kebutuhan-kebutuhan yang tak terucapkan, pertanyaan-pertanyaan yang tak terajukan, tuntutan yang berlebihan, dan niatan-niatan tertentu yang sering tersembunyi di balik janji pernikahan--dan kelak menyebabkan perebutan kekuasaaan, penderitaan, perasaan-perasaan tak berdaya, dan kegagalan dalam perkawinan. Dengan kisah-kisah dan pengalaman pribadi yang menggugah, penulis mengungkapkan mengapa di dalam perkawinan orang sangat perlu "membuka mata lebar-lebar"; bagaimana "menulis" kembali janji sehati untuk membangun perkawinan yang lebih bahagia, sehat, memuaskan, dan langgeng; dan mengapa tidak pernah ada kata terlambat untuk "menulis" kembali janji pernikahan. Buku ini juga menunjukkan cara menguak kebenaran, yang merupakan bahan utama sebuah perkawinan yang baik, dan menciptakan kebahagiaan dalam perkawinan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |