Cari berdasarkan:



Gung Rai: Kisah Sebuah Museum
 








Gung Rai: Kisah Sebuah Museum   
oleh: Jean Couteau, Warih Wisatsana
> Biografi

List Price :   Rp 85.000
Your Price :    Rp 72.250 (15% OFF)
 
Penerbit :    Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Edisi :    Soft Cover
ISBN :    9799106664
ISBN-13 :    9789799106667
Tgl Penerbitan :    2013-09-12
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    0
Ukuran :    0x0x0 mm
Sinopsis Buku:
Barisan bebek bergegas menyeberangi sungai kecil. Suara kuek-nya begitu gaduh, abai pada si kecil yang mengintai dari sela pohonan. Bebek-bebek yang entah milik siapa ini terlihat biasa saja ketika anak itu tiba-tiba mendekap mereka satu demi satu, mencari tahu mana di antaranya yang sebentar nanti akan bertelur. Keesokannya, si anak menyelinap ke tempat-tempat mereka biasa lewat atau bermain. Telur-telur itu tinggal dipungut saja.

Siapa sangka kejelian masa kecil itu seolah pertanda kesuksesan masa depan. Akhirnya yang menetas adalah nasib baik: "telur emas" Anak Agung Gde Rai, atau kerap disapa Gung Rai.

 

Meski terlahir dalam kasta ksatria Puri Peliatan, bukan berarti Gung Rai serta-merta mendapat tempat terhormat sebagai turunan raja. Bertahun dia menjadi pedagang acung di kawasan-kawasan wisata Bali.

 

Ketekunan, kesetiakawanan, daya kreatif serta kecintaan penuh pada kebudayaan menjadi penyelamat jalan hidupnya. Gung Rai kini tampil sebagai kolektor karya maestro seni mumpuni, sekaligus pendiri Museum ARMA di Ubud, Bali, yang namanya mewangi hingga ke mancanegara. Inilah kisah sang pangeran terpinggirkan yang gigih menuai berkah zaman.

 

Agung kini pemilik museum, kolektor, tokoh Bali dan bahkan Indonesia yang terkemuka. Dia masih seperti anak muda yang pernah saya kenal di Pantai Kuta dulu kala. Senyum khasnya masih sama. Langkahnya masih sigap sebagaimana dahulu. Agung, pengusaha yang gigih membangun mimpi dan mewujudkannya.

- Douglas Meyer, Sahabat Gung Rai

 

Suatu kali saya bertanya pada Rose Pandan wangi, istri pelukis Sudjojono, apakah benar di tahun 1980 Agung Rai membeli empat lukisan sang maestro, seharga Rp10 juta. Ia ingat sambil berkata, "Betul saya kaget. Dari mana orang yang ndeso dan lusuh seperti Agung Rai dapat uang sebesar itu? Jangan-jangan dia mencuri. Hahaha…"

- Agus Dermawan T., Kurator dan Pengamat Seni Rupa

 

Agung Rai tidak cuma melihat masa depan saja, sebagaimana biasanya kaum muda berpandangan, tetapi juga melihat masa lalu.... Saya tahu, pendirian museum adalah pekerjaan yang memerlukan uang, namun tidak mengembalikan uang. Tapi ia melakukannya.

- Subandi Salim, Kolektor Seni




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
Sosok Genius Di Balik Desain Produk Apple Yang Menakjubkan
oleh Leander Kahney
Rp 74.500
Rp 63.325
"Jony Ive memiliki kuasa operasional yang lebih besar dari siapapun di Apple."
- Walter Isaacson, penulis biografi ...  [selengkapnya]
oleh Dr. Erlita, dkk
Rp 140.000
Rp 119.000
“Tak ragu-ragu lagi, Siwabessy, sebagai putra Maluku, memilih kemerdekaan diri dalam wadah Republik Indonesia. Dan, sebagai putra Nusantara, ...  [selengkapnya]
Dari Cobacabana Hingga Barcelona Kisah Perjuangan Talenta Muda Negeri Samba Hingga Menjadi Idola Eropa
oleh Arson HMS
Rp 30.000
Rp 25.500
Siapakah pemain bola pemegang rekor transfer pada musim kompetensi 2013 - 2014. secara resmi pemegang rekor adalah Garreth Bale yang dibeli Real ...  [selengkapnya]
oleh Tofik Pram
Rp 72.000
Rp 61.200
PRAMOEDYA ANANTA TOER takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.
Kuasa waktu memang telah mengakhiri lakon ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement