|
Sinopsis Buku: �Ya Allah, kenapa Engkau mengumpulkan kami para manusia lidi ini ke dalam satu kamar sih, sampai dijuluki The Cacingers?� Badar membatin. Jeritan yang juga menggema di seluruh dada The Cacingers.
�Kamu lupa yah kalo Lionel Messi itu badannya enggak lebih tinggi dari aku?� kata Oji bangga dengan bentuk tubuhnya yang semampai (semeter tak sampai). �Iya, kamu juga jangan lupa, Dar, kalo Kurniawan Dwi Yulianto itu badannya enggak lebih gemuk dari saya!� �Peter Crouch penyerang Inggris itu badannya enggak lebih pendek dan kerempeng dari aku,� bilang Guntur sambil nyengir. �Sebentar...,� teriak Badar, �mereka itu kan emang punya bakat! Terus gimana dengan kalian?� Gara-gara gengsi, The Cacingers pun tertantang untuk adu sepak bola dengan santri junior. Tapi gimana mau main sepak bola, lari mutarin lapangan saja mereka sudah pada KO! Meski terkenal sebagai santri-santri pinter, kelakuan �dodol� The Cacingers memang bikin pesantren jadi berwarna. Coba saja lihat ide gila mereka ketika mensiasati hilangnya dengan menggembok sandal jepit. Ketika mereka jadi hero dalam menguak misteri tukang bakso. Nah lho? Ditambah, jadi pemecah rekor sebagai tim yang suka �molor�. Bahkan, rela pake kaos partai di lapangan biar jadi ngetop. Alamak! Bikin penasaran kan? Buku ini ibarat secarik surat cinta lho, sekali baca, maunya dibaca lagi. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |