|
Sinopsis Buku: Jika kita mendengar istilah pesantrenÂ, barangkali yang terbayang adalah sekelompok anak muda berkopyah, bersarung, berjilbab yang membawa al-Quran atau buku-buku berbahasa Arab, yang rajin shalat berjamaah, yang fasih berbahasa Arab dan lain-lain. Namun, Ridho bukan Rhoma mengungkap sisi lain dari kehidupan pesantren yang selama ini barangkali luput dari pikiran kita atau sengaja ditutup-tutupi oleh kalangan pesantren sendiri. Dalam tulisannya ini, ia menggugat tradisi pesantren yang selama ini nyaris disucikan atau disakralkanÂ. Ia mengeluhkan sistem pengajaran yang memasung kreativitas santri, kehidupan sehari-hari yang jorok, pelajaran akidah yang tidak membumi serta barangkali cukup membuat kita kaget santri yang suka sesama jenis (homoseksual). Nampaknya selama ini kita terlalu mensucikan dan mensakralkan pesantren sehingga borok-borok pesantren hampir terlupakan atau tak terpikirkan.
Buku ini sangat cocok bagi pemerhati dan pengamat pendidikan, pengajar di pesantren, wali santri, para santri dan siapa saja yang ingin melihat pesantren dari sisi yang berbeda. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |