|
Sinopsis Buku: --- Prosa 1: Ingatan, Tidak, Cinta
Sebuah jurnal sastra berisi tulisan-tulisan fiksi dan non fiksi. Edisi pertama ini menampilkan karya-karya Joseph Saramago, Umar Kayam, A.S. Laksana, dsb. --- Prosa 2: Oposisi, Seks, Amerika Edisi kedua Jurnal Prosa ini terdiri dari karya-karya fiksi masterpiece ditambah dengan dialog antara Pramoedya Ananta Toer dan Martin Aleida. *** "Seperti roti dan cinta, bahasa digunakan bersama-sama dengan yang lain. Dan umat manusia berbagi tradisi. Tak ada penciptaan tanpa tradisi. Tak seorang pun mencipta dari tiada."- Carlos Fuentes - "Sejak kecil saya merasa tertindas. Dengan sendirinya menghadapi apa saja, ya, saya memiliki sikap oposisi terhadap yang mapan. Dalam skala yang lebih luas, sikap oposisi ini mendorong saya untuk mempelajari sejarah, supaya bisa menjawab mengapa bangsa saya jadi begini. Kata-kata kuncinya adalah oposisi terhadap penindasan. Oposisi terhadap kemapanan jabatan, tetapi juga kemapanan berpikir, sehingga waktu menulis, praktis saya melawan kemapanan itu."- Pramoedya Ananta Toer - "Nada cerita yang sadar diri terus berlanjut .... Pengarang dengan ringan hanya berharap bahwa rangkaian ingatan-ingatan yang tak tersusun itu mungkin dapat membentuk suatu rasa yang menyenangkan seperti rasa gado-gado, atau membentuk suatu keindahan aneh seperti dalam musik Barat yang pada mulanya terasa buruk dan asing bagi telinganya."- Keith Foulcher - --- Prosa 3: Obsesi Perempuan Berkumis Pada edisi ketiga ini terdapat karya-karya Budi Darma dkk. Juga ada dialog antara Sony Karsono dan Budi Darma. *** "Salah satu pengalaman saya yang mengesankan mengenai burung di India, ketika saya melihat beberapa burung menyerbu truk-truk pengangkut ikan segar. Mereka menukik dengan gagah, mematuk ikan segar dengan gagah, dan membawa ikan segar juga dengan gagah. Semuanya terjadi hanya dalam waktu beberapa detik. Burung masuk ke dalam fiksi terutama karena obsesi, kemudian diikuti dengan pengalaman 'bergaul' dengan burung, baik dalam realitas maupun melalui karya sastra. Tanpa obsesi nampaknya tidak mungkin, sebab, pada hakikatnya, obsesilah yang menuntun pengarang untuk menulis. Obsesi pulalah yang menggiring pengarang untuk memasuki berbagai tanda tanya atau misteri kehidupan, dan tanda tanya atau misteri kehidupan itulah yang akan membawa pengarang pada tema."- Budi Darma - Mengapa kau berkeras menyebut kaummu Indian? tanya seorang wanita kulit putih bertopi cantik. Itu sangat merendahkan. Dengar, kataku. Kata itu yang menjadi milik kami sekarang. Kami adalah Indian. Ini tak ada hubungannya dengan orang-orang India dari India. Kami bukanlah Indian Amerika. Kami adalah Indian, yang dilafalkan In-Din. Ini menjadi punya kami. Kami memilikinya dan kami tak akan mengembalikannya. Begitu banyak yang direnggut dari kami sehingga kami mempertahankan hal-hal terkecil yang tersisa dengan semua daya yang kami punya.- Sherman Alexie - --- Prosa 4: Yang Jelita Yang Cerita Jurnal edisi ini merupakan tribut bagi wanita penulis kontemporer. Selain karya-karya mereka, juga terdapat hasil wawancara mereka dan esai-esai mengenai fenomena kepenulisan perempuan dan isu-isu wanita lainnya. ***"Tanpa harus memberikan peringkat ke-sastra-an atau ke-populer-an, di masa datang mungkin perkembangan sastra kita akan ditentukan oleh perempuan."- Sapardi Djoko Damono -"Karya-karya novelis wanita muncul sebagai wacana alternatif. Seks tiba-tiba menjadi kekuatan alternatif ketika cinta tidak lagi menjadi sumber kekuatan bagi subjek, ketika cinta tidak lagi berada dalam konteks perjuangan dan perlawanan."- Faruk -"Tema seksualitas adalah indikasi semakin beraninya penulis perempuan mendobrak nilai-nilai patriarki."- Intan Paramaditha -"Ini adalah sebuah bacaan yang berisi meta-commentary tentang membaca."- Manneke Budiman - Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |