|
Sinopsis Buku: Kebijakan pemberantasan orang-orang PKI dan para simpatisannya menyulut api pembunuhan yang membakar Jawa dan Bali, dan terus menyebar ke daerah lain. Algojo bermunculan. Atas nama dendam pribadi, keyakinan, atau tugas negara, para algojo menghunus pedang menyembelih mereka yang dicap PKI. Mayat mereka dibuang begitu saja ke jurang, sungai, atau luweng. Mengapa para pelaku tak merasa bersalah atas perbuatannya? Buku ini mencoba melihat peristiwa 1965 dari perspektif para algojo tanpa niat membuka aib atau menyudutkan para pelaku. Politik Indonesia pada masa itu sangat kompleks. Menjelang tragedi September, konflik PKI dan partai politik lain memanas. PKI, yang merasa di atas angin, menekan penduduk yang tidak sealiran. Ketika keadaan berbalik, luapan pembalasan tak terkendali. Pembunuhan direstui oleh sesepuh masyarakat dan tokoh agama. Masa 1964-1966 tak bisa dinilai dengan norma dan nilai-nilai masa kini. Membaca sejarah kelam Indonesia pada masa itu hanya dapat dilakukan dengan memperhatikan konteks soail-ekonomi pada masa itu pula. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |