|
Sinopsis Buku: Salah satu warisan terbesar ideologi modern adalah nasionalisme. Nasionalisme atau paham kebangsaan muncul di Eropa pada penghujung abad ke-18 dan menyebar ke berbagai penjuru dunia pada abad ke-19 dan 20. Bagi negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, nasionalisme mengilhami gerakan perlawanan melawan kekuatan kolonial. Paham kebangsaan merupakan pandangan, perasaan, wawasan, sikap, dan perilaku suatu bangsa yang terjalin karena persamaan sejarah, nasib dan sepenanggungan untuk hidup bersama-sama secara merdeka dan mandiri. Para pejuang kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Muhammad Hatta, Wahid Hasyim, dan lain-lain, mengambil paham ini sebagai motivasi perjuangan. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai bagian dari organisasi perjuangan telah menunjukkan partisipasi aktif tidak saja untuk memperjuangkan kemerdekaan, tetapi juga untuk mempertahankannya. Pasukan Hizbullah, Sabilillah, serta Resolusi Jihad yang diinisiasi oleh KH Hasyim Asy’ari merupakan implementasi dari wawasan kebangsaan NU dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. Buku ini membahas tuntas tentang Aswaja sebagai bingkai doktrin NU. Dimulai dengan konsep Aswaja dalam perspektif NU, politik NU dan konsep Aswaja, sikap kemasyarakatan NU, dan orientasi politik NU di era reformasi. Buku ini juga mengupas perspektif umum tentang paham kebangsaan yang mencakup uraian tentang pandangan dasar wawasan kebangsaan, sejarah pembentukan paham kebangsaan Indonesia, dan konstruksi paham kebangsaan Indonesia. Selain itu Ali dalam bukunya ini analisis tentang posisi NU dalam dalam arus kebangsaan yang berisi pembahasan tentang pandangan NU mengenai relasi Islam, Pancasila, dan Negara, posisi NU dalam arus pergerakan Islam Indonesia, sikap NU terhadap NKRI, dan pandangan NU terhadap kepemimpinan. Pada pembahasan ini Ali Masykur Musa ingin yang memotret respons aktual NU terhadap isu-isu kebangsaan di Indonesia. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |